Aku memandang awan hitam yang berarak di langit dari jendela kaca kantorku,airmata menggenang di kedua bola mataku, walau orang mengenalku sebagai pria tegas tapi siapa pria yang tidak lemah mendapat masalah bertubi tubi,istriku ketahuan selingkuh kini kami pisah ranjang,dia berada di bali dengan kekasihnya yang 10 tahun lebih muda darinya sedang putri semata wayangku,Arini memaksa aku memberi suntikan dana perusahaan ayah Aditya,pria yang di taksirnya.
,"sial..!,"teriakku membanting buku di atas mejaku tapi aku langsung terdiam,aku ingat harus jaga wibawa di depan anak buahku.
aku memaksakan makan siang,walau tidak selera makan,mbok Mi tergopoh gopoh menghampiriku.
,"mbak rini,tak mau makan sejak tadi pagi dan tidak berangkat sekolah hari ini,"lapor mbok Mi ketakutan
aku membanting sendok lalu menuju kamar Rini,ku ketuk pintunya
,"masuk..!,"terdengar suara serak Rini dari dalam
,"apa maumu sih rin?,"tanyaku ketus
,"ayah,adit mau menerima cintaku asal ayah membantu kesulitan perusahaan ayah adit!,"
,"sialan kamu nduk,tidak punya harga diri merendahkan diri untuk cinta!,"teriakku keras
,"terserah ayah,tapi aku lebih baik mati daripada tidak mendapat cinta adit!,"teriak Rini keras
aku tidak menjawab,hanya meninggalkan putriku dengan hati sebal,maklum kami sama sama keras,pasti tidak ada titik temu di antara kamu,biarlah aku tunggu Rini sadar akan kesalahannya.
walau jam di dinding menunjukkan pukul satu malam,aku belum juga tidur,tiba tiba hatiku bergetar,ingat kata kata Rini bahwa dia lebih baik mati daripada tidak dapat cinta,ucapan itu sama di ucapkan Melati saat memaksa ayahnya agar memberikan modal bagi usahaku,aku pura pura mencintainya agar mendapat modal bagi usahaku,karena aku sudah punya pacar,Andini yang mendukung sandiwara ini,setelah aku dapat modal itu,aku tinggalkan Melati,aku dengar dari rumor yang beredar,Melati gila.airmataku mengalir mengingat ini semua, mungkin kesialan yang terjadi padaku,karena dosaku pada Melati yang aku tak tahu bagaimana kabarnya sekarang
,"apa mbok..arini kabur!,"teriakku di depan pintu rumahku menerima laporan dari mbok Mi yang langsung mengangsurkan sebuah surat untukku
,"buat ayah di rumah,"
arini pergi dari rumah agar ayah sadar kalau arini berarti bagi ayah dan aku akan kembali jika ayah mengabulkan permintaanku,"
dari Arini
aku langsung membuang surat itu dan berlari menuju mobilku seharian ini,aku sibuk mencari Melati,aku datangi Adit dan orang tuanya yang mengaku tidak tahu menahu soal kaburnya Arini bahkan ayah Adit menyindirku
,"cari harta buat anak juga jangan hanya diri sendiri!,"
tapi aku diam saja langsung melangkah pergi,tapi hatiku ngrundel
,"gayamu..demi harta kamu rela menjual anakmu,"
hujan turun deras,jam dinding menunjukkan pukul sembilan malam,aku bersiap akan mencari Arini,ketika dari halaman terlihat sesosok tubuh menuju rumahku,saat dekat,aku terkejut ternyata dia putriku,aku buru buru membuka pintu,dia langsung menghambur ke pelukanku
,"maafkan aku yah,kini aku sadar cinta ayah lebih besar,aku tak sanggup melukai ayah!,"seru Rini dengan isak tangis
,"syukur..kalau kau sadar nduk,tidak apa apa sayang,kau tetap putri kesayangan ayah!,"seruku bahagia
mulai sejak itu,Rini jadi rajin belajar dan ceria lagi seperti biasanya hanya anehnya dia sering pamit bertemu seseorang yang di akuinya sebagai teman dan selalu pada malam hari,melihat gelagat Rini,aku curiga permintaan maafnya hanya sandiwara,dia sedang menyusun rencana bersama Adit untuk membujukku secara halus.
karena itu saat dia pamit untuk menemui temannya aku segera membuntutinya.
taman kota ini tidak terlalu luas,tapi penuh aneka bunga yang membuat taman terlihat cantik berpadu dengan kerikil putih yang terserak di tanah,tempat para pejalan kaki dan untuk beristirahat,di sediakan kursi taman terbuat dari besi.
Rini duduk di sana,dia melihat arlojinya,tak lama seorang wanita cantik berkulit putih dengan rambut berombak sebahu,ada tahi lalat di atas bibirnya,wanita itu berusia akhir empat puluhan,pastinya lima tahun di bawahku,tiba tiba memori masa laluku menghampiriku,dari bentuk wajahnya,walau sekarang terlihat lebih cantik dan lebih muda dari usianya,dia adalah melati,wanita yang ku hancurkan dua puluh tahun lalu.
,"apa yang di lakukannya,apa dia sedang menyusun rencana balas dendam padaku,"bisik hatiku
pagi ini aku sarapan pagi bersama Rini,ini saat yang tepat aku bertanya soal Melati pada Rini
,"rin..kemarin ayah tak sengaja melihat kamu berbicara di taman dengan seorang wanita,siapa dia?,"
Rini menghentikan makannya,dia memberikan senyuman termanis padaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar