Namaku Rafi Anizar,aku mempunyai dua isteri,Umi Kulsum istri pertamaku yang telah memberiku tiga putri. kini istri pertamaku dan putri putriku pergi ke jawa untuk mengunjungi paman istriku di pulau jawa,jadi aku gunakan kesempatan ini mengajak Rania Khairina,istri mudaku yang berusia sepantaran putri pertamaku,baru delapan belas tahun,bulan lalu lulus SMA,bertamasya ke perkebunan sawit,di sana aku memiliki beberapa kapling,aku mengemudi pelan sambil melirik Rani yang cantik dan muda,kalau sepintas orang lihat,mereka akan menyangka yang di sampingku bukan istriku.
,"yah..,masih jauh?,"tanya Rani manja
,"tidak..sebentar lagi sampai,nah itu gerbangnya,"jawabku memandang dua tugu di kanan kiri jalan terbuat dari semen.
setelah memasuki gerbang ini,kami di sambut hamparan kebun sawit lalu rumah rumah terbuat dari papan berjejer.aku memasuki salah satu rumah itu,walau kecil terlihat asri dengan aneka bunga,kami turun di sambut seorang laki laki Bongkok,wajahnya rusak separuh,aku memandang Rani yang bergidik ngeri
,"oh..maaf pak rafi,kamar tidurnya cuma satu,saya kira anda sama ibu ternyata sama putrinya,"ucapnya sungkan
,"oh,ini istri muda saya jadi kami tidur bersama,"
,"kalau begitu biar pak bongkok masukkan barang barangnya,"ucapnya lirih mulai mengambil barang barang di mobil,membawanya ke dalam rumah,aku buru buru membantunya
,"tidak usah pak,biar saya sendiri!,"
,"saya butuh olahraga,tangan saya kiyu karena menyetir beberapa jam,"
,"ngomong ngomong nama aslinya siapa?,"
,"panggil saja bongkok,"ucapnya getir menyembunyikan sesuatu yang gelap.
malam ini Rani sudah berdandan cantik,aku senyum senyum sendiri sambil membayangkan berolah asmara dengan Rani dalam suasana baru,tapi harapanku harus tertuda ketika ada suara mobil memasuki halaman rumah ini,seorang pria tampan berusia 30-an tahun manajer produksi pabrik sawit yang membawahi kebun sawit ini dan masih betah melajang,sempat terpikir di kepalaku akan menjodohkan dengan Siti Fatimah,putri pertamaku,tapi ku tepis karena putriku berkulit hitam walau lumayan manis sedang pria bernama lengkap Arya Wibisono ini tampan,tinggi atletis dan berkulit putih.
dia memasuki rumahku dan ku sambut pelukan,saat ku kenalkan dengan Rani,aku bisa menangkap kalau dia terpesona dengan Rani,begitu pula Rani terlihat kekaguman dengan fisik Arya yang jelas bukan tandinganku,mereka berjabat tangan lumayan lama jika aku tidak berdehem mungkin sampai besok tangan mereka tidak terlepas,aku melirik jutek pada Rani dan isteri mudaku ini sadar,dia buru buru pamit ke kamar.
,"mas rafi..isteri mudanya cantik,pantesan mas rafi awet muda,minum madu alam,"ucap Arya geleng geleng
,"ah..kamu bisa saja, punya isteri muda ku akui gairahku memanas lagi tapi ya sedikit kekanak kanakan tidak sedewasa isteri tua,"ucapku nyengir kuda.
kami mengobrol kesana kemari,Rani benar benar tidak mau keluar walau sekedar menyajikan minuman sampai Arya pulang.
aku buru buru masuk kamar,Rani tersenyum manis hanya memakai dua penutup daerah sensitifnya,aku memasang tampang masam,mulai melepas kemeja dan sarungku hingga celana dalamku yang menempel di bawah perutku,Rani melirik malu bagian itu,lalu menunduk malu,maklum isteri mudaku ini belum hapal perkakas satu ini karena baru tiga hari lalu aku belah duren.
,"yah..marah ya,habis orangnya ganteng sih!,mata rani sedikit berkedip wajar khan,"
,"iya..asal jangan keblabasan kamu ikut dia,"ucapku sewot mendekati Rani,aku menaikkan dagunya,melumat bibirnya dan tak berapa lama isteri keduaku ini aku gempur habis habisan sampai kata ampun keluar dari bibirnya.
Rani terlentang di ranjang dengan tubuh banjir keringat,bibirnya menganga,napasnya memburu naik turun sedang aku duduk di kursi
dengan keadaan tak jauh beda.
,"ayah..buas sekali malam ini?,"tanyanya melirikku manja
,"iya..agar kau sadar aku tak kalah dengan lelaki muda!,"seruku sedikit jutek
,"iya deh..rani percaya,"ucapnya duduk di pangkuanku,aku mengelus lengannya saya.
,"tiba tiba mataku menangkap dua bola mata mengintip kami
lewat celah papan kamar,aku segera menurunkan rani,mengambil handuk,melilitkan ke tubuhku,keluar rumah mencari makhluk pengintip,saat aku kebingungan,tiba tiba pak Bongkok sudah ada di belakangku
,"aku mencari orang yang mengintip kamarku,"jawabku memandang raut muka pak Bongkok yang kelihatan terkejut tapi segera bisa bersikap biasa lagi.
,"ah..mungkin cuma kucing yang mencari tikus,jadi mengintip dari luar,"
aku mengangguk agar dia cepat pergi,aku malas berdebat
,"apa mungkin dia yang mengintipku,maklum dengan fisiknya pasti tidak ada perempuan yang mau,"bisik hatiku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar