,"laap!,"
,"gleer!,"
suara kilat di sertai guntur membelah langit bersamaan mendung berarak menaungi sekolah kami.
,"teman teman..ayo ikut aku,kita cari mawar sebelum hujan!,"perintahku di ikuti Cendana dan Dahlia yang langsung mengambil senter sedang Kenanga hanya berdiri terpaku
,"kamu tidak ikut kenanga?,"
,"biar aku menunggu di sini,menjaga adik adik kita,kalian bertiga saja,"ucapnya lirih tapi opsinya bagus,bisa kami terima karena itu kami bertiga melangkah pergi.
aku memasuki kuburan ini di ikuti Cendana dan Dahlia yang memegang senter menerangi jalanku,suara lolongan anjing bersahutan,mereka seperti mencium bau kematian atau sesuatu yang jahat terjadi malam ini
,"mawar..mawar!,"panggil kami bersama.
Cendana dan Dahlia merapatkan tubuhnya ke aku
,"laap!,"kilatan kilat di langit menerangi sesosok tubuh dalam posisi miring membelakangi kami,aku dan kedua temanku saling berpandangan ketakutan,aku membalik tubuh Mawar,matanya melotot tajam padaku
,"ah..!,"teriakku melepaskan tubuh Mawar
,"ada apa ara?,"tanya kedua temanku bersamaan
,"mata mawar melotot!,"seruku ketakutan.
Dahlia di ikuti Cendana membalik tubuh Mawar,aku menghela napas,matanya tidak melotot,tertutup tapi wajahnya pucat.
Dahlia memegang dada Mawar lalu pergelangan tangannya,dia menggeleng
,"mawar sudah meninggal,"ucapnya lirih di ikuti lolongan anjing,aku menggeleng pelan,saat itu ku lihat tulisan di kertas mawar,pada nomer lima orang meninggal yang harus di catatnya
,tertulis nama dan tanggal kematian mawar sendiri
,ternyata bukan hanya aku,dahlia dan cendana juga melihatnya.
,"aah..!,"teriak kami berlari keluar kuburan,meninggalkan mayat Mawar sendiri terbaring bersama mayat mayat lain yang di kubur.
kematian Mawar membuat heboh,mayatnya di pindahkan kak Sanjaya dan kak Arya ke kelas tiga sedang pak Ridwan,wali kelas kami sekaligus pembina acara malam MOS ini memanggil pak kyai mendoakan Mawar karena wali kelasku ini sedikit mengerti hal hal berbau gaib,dia melihat ada sesuatu yang jahat dari kematian Mawar dan seorang dokter untuk memeriksa mayat Mawar sebelum di serahkan pada kedua orang tuanya sedang kami berempat di interogasi oleh pak Adnan,guru bp kami
,"jadi seperti itu ceritanya,"ucap pak Adnan manggut manggut
,"aku yakin dia memang sengaja melakukan ini untuk balas dendam pada mawar,karena..!,"teriak kak Arya yang tiba tiba tidak mau meneruskan ucapannya
,"kak arya,jika memang kami penyebabnya kenapa hanya mawar yang mati!,"teriak Cendana membelaku
,"tahu tidak,orang itu tidak sama kadar keberaniannya kalau takut tidak usah di paksa,"ucap kak Arya sinis
,"apa maksudmu?,"tanya pak Adnan
,"kata teman teman mawar,dia sudah mengeluh ketakutan tapi sama perempuan sialan itu di paksa terus!,"teriak kak Arya menunjukkan jari telunjuknya ke wajahku,airmata menggenang di kedua bola mataku.
aku memandang wajah yang dulu begitu aku cintai,tapi kini bagiku dia tidak lebih dari Rahwana,suka memutuskan cinta di tambah menuduh lagi.
,"maksudmu mawar meninggal karena shock?,"tanya pak Adnan lagi
,"begini pak!,"soal ini mawar sudah di beri pilihan sama teratai kalau sakit silakan ke UKS kalau tidak lanjutkan,namanya juga uji nyali harus berani melupakan rasa takut!,"teriak Cendana keras membelaku
tapi aku tidak peduli itu,aku hanya bisa menekan dadaku mengurangi rasa sakit hatiku dan kini benci teramat dalam pada kak Arya tumbuh di hatiku.
tiba tiba darah membasahi sprei yang menutupi mayat Mawar,aku melotot tajam memandang darah segar itu,tak sengaja aku melirik kak Sanjaya yang kebingungan melihat darah Mawar sedang Kenanga tersenyum sinis.
pak Ridwan,kyai Arsad dan dokter Mina masuk.
,"dengan seluruh angkasa raya memuji pahlawan negara,nan gugur remaja diribaan bendera,bela nusa bangsa,"
tegang menyelimuti wajah kami,karena tahu siapa yang menyanyikan lagu mengheningkan cipta tersebut dan bersamaan terdengar jeritan ketakutan dari lapangan
,"ya tuhan!,..pak ridwan tolong periksa di atas,saya akan buat pagar dulu,biar bu dokter memeriksa di temani kedua murid bapak!,"seru pak kyai,membuat pak Ridwan dan pak Adnan berlari ke atas di ikuti kami berempat sedang kak Sanjaya dan kak Arya menemani bu dokter sementara pak kyai mengelilingi kelas tiga sambil berdoa,aku terkejut melihat Mawar dengan muka pucat menyanyi di samping tiang bendera seperti upacara bendera pada hari senin,pak Ridwan segera menggiring murid murid kelas satu menuju ruang kelas satu sedang aku dan Kenanga masih bengong memandang arwah Mawar yang sedang menyanyi.
,"masuk kalian!,"mau kesurupan apa!,"teriak pak Adnan buru buru kami berdua berlari masuk kelas satu.
hujan turun deras membasahi bumi,semua orang terlihat ketakutan.
,"teratai,aku tak percaya kalau sebenarnya dia sudah terbujur kaku di ruang kelas tiga,"ucap Cendana ketakutan memeluk lenganku kencang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar