www.heniro.com

Rabu, 06 Juli 2011

Kaca Rias Nenek Sihir (cerita horor misteri dari serial Teratai Di Antara Tiga Hati)

Walau malas ku paksakan menghadiri ulang tahun kak Diyan Sanjaya,orang tuanya adalah orang paling terhormat di sekolahku yang berusia hampir satu abad sejak di dirikan oleh yayasan sejahtera yang di biayai dari sebagian keuntungan perusahaan gula putih milik keluarga kak Sanjaya,tak heran jika kak Sanjaya di segani kepala sekolah dan guru guru di sekolahku,karena itu walau sudah membuat kasus mereka tetap menerima demi kelangsungan yayasan.
aku berkali kali bercermin,entah mengapa malam ini aku mau terlihat cantik agar kak Arya,mantan kekasihku cemburu kalau ada pria yang mendekatiku he..he!,"
tapi ngomong ngomong aku masih laku,sangsi hatiku membuat aku menghela napas
,"sudahlah ara,nikmati saja jomblomu,memiliki kekasih belum tentu kau bahagia,"bisik hati kecilku menyadarkanku.
Rumah kak Sanjaya terlihat indah dengan guntingan pita warna warni,saat aku mulai memasuki ruangan tempat pesta,tiba tiba angin berhembus kencang,membuat daun jendela terbuka cepat,menutup lagi tak kalah kencang,aku merasa hawa jahat memasuki ruangan ini,tapi masuknya kak Arya,membuat aku tidak lagi menghiraukan hawa ini,aku buru buru membuang muka,ku lirik sebentar,dia terlihat salah tingkah.
aku menghampiri Ana dan Lia yang sedang terlibat diskusi penting.
,"wah...nyonya menteri kehakiman dan nyonya menteri penerangan,lagi asyik ngerumpi apa?,"tanyaku yang membuat kedua sahabatku tertawa lepas
,"lia..tanya apa kenanga akan datang dan mengucapkan selamat ulang tahun pada kak sanjaya,"bisik Ana lirik
tiba tiba angin berhembus kencang
,"mungkin dia sudah datang,"ucapku lirih,Lia dan Ana bergidik ngeri.
biasalah acara made in indonesia pasti molor maklum pakai jam karet,aku menggerutu sebal dan hatiku tambah senewen melihat Ana dan Lia,nempel kak Sanjaya terus padahal baru saja ku peringatkan tentang Kenanga,tapi ya sutralah,memang pesona kak Sanjaya sulit di ingkari.
aku memutuskan jalan jalan,mengobati suntuk hatiku,ku susuri lorong rumah besar kak Sanjaya,ruangan ruangan rumah ini memakai dekorasi tahun 1900-an,maklum rumah warisan kakek kak Sanjaya yang hidup jaman kolonial belanda,dan tetap di jaga keasliannya oleh orang tua kak Sanjaya.
langkah kakiku menuju ruang keluarga,aku memandang foto hitam putih milik kakeknya kak Sanjaya,aku tersenyum mengingat betapa repotnya orang jaman dahulu berfoto,selain lama,alat potretnya sebesar televisi,karena itu hanya orang orang kaya yang punya foto.
tiba tiba mataku menangkap seorang pria memakai jas hitam,pakai kemeja putih,berdasi kupu kupu hitam,rambutnya di sisir rapi ke belakang,sepertinya dia pria terpelajar pada masa itu,wajahnya tersenyum manis,aku balas tersenyum,aku merasakan hembusan angin menerpa tubuhku,padahal jendela tertutup rapat,tak sengaja aku menoleh ke belakang,aku melihat pria berdiri di depan pintu kamar di samping kamar keluarga ini,aku mengedipkan mata sekali pria itu hilang,aku berbalik ke foto,mataku melotot tajam,pria itu sama dengan pria dalam foto ini
,"rana purbaya,"ucapku lirih
,"iya..!,"gema sebuah suara,buru buru aku berlari ke luar ruang keluarga
,"ada apa denganmu ara?,"tanya Ana panik melihat aku dengan napas tersengal sengal
,"tidak ada apa apa,ayo kita cari lia,"ucapku pada Ana,saat itu ku lihat bayangan putih melintas.
acara telah di mulai,kini kak Sanjaya mulai meniup lilin,jantungku berdetak kencang,karena ada Kenanga di samping kak Sanjaya dengan gaun putih,muka amburadul mana rambut acak acakan,napasku sesak,aku mencoba mengambil minum,menenangkan hatiku
,"teman teman..saya ada quis,kalau bisa menjawab kalian akan dapat kaca antik ini,tahun 1940-an kaca ini di buat,"ucap kak Sanjaya,melirik kaca rias tinggi sekitar dua meter berbentuk oval,memakai ukiran jepara,dengan warna cokelat jati,kesannya mewah tapi seperti ada penunggunya dari alam gaib,aku memandang Lia yang asyik maem game di hp,sedang Ana konsentrasi penuh,jujur selama jadi temannya,ini konsentrasi terbaik ana
,"baik sekarang pertanyaannya,albert einstein penemu apa?,"tanya kak Sanjaya,orang orang saling berpandangan,aku sebenarnya tahu tapi malas jawab,jangan jangan kaca itu pembawa bencana
,"aduh..boom!,"teriak Lia kesal
,"benar kamu lia,boom!,"teriak kak Sanjaya,Lia memandangku dengan muka bloon
,"giliran urusan kak sanjaya,kamu keluar jeniusmu!,"sembur Ana sewot,aku hanya bisa tertawa lepas,sebab gamenya Lia over kena bom.
kaca itu akhirnya di bawa Lia dan di tempatkan di dekat ranjang tidurnya,sebenarnya mau Lia letakkan di ruang keluarga,tapi adiknya yang berusia dua tahun selalu menjerit
,"aja nyenyek cihirnya kelual dali kacha,"ucapnya cedhal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar