www.heniro.com

Rabu, 13 Juli 2011

Selendang Pembawa Maut(cerita horor misteri dari Serial Teratai Di Antara Tiga Hati)

Ara memandang villa villa baru yang tumbuh bagai jamur,di kiri dan
kanan hulu sungai yang hilirnya melewati daerah tempat tinggal Ara.
Ana dan Lia senam aerobik di iringi musik dangdut koplo
,;aduh an..bukan begitu gerakanmu,itu sih bukan aerobik,tapi banci
lagi jualan!,;teriak Lia jengkel
Ana cemberut sebal,maklum Ana agak kemayu berbeda dengan Lia yang tangkas
,;sudah sudah non,sore sore seharusnya jalan jalan bukan
aerobik,yuk..kita lihat villa sebelah,;ucap Ara mendamaikan kedua
sahabatnya lalu melangkah pergi menuju jembatan yang membawa mereka ke
villa seberang sungai.
walau sudah mulai maghrib,tapi mereka tetap asyik jalan jalan sambil
bercanda ketika mereka menyadari,tiba tiba daerah di sekitar mereka masuk
perkampungan penduduk
,;di mana kita,;ucap Ana memandang rumah rumah penduduk yang terbuat
dari bambu,dan ada sebuah warung sederhana dari bambu juga,di sana
banyak laki laki yang hanya memakai sarung seperti orang desa umumnya sedang minum kopi
,;malam pak!,;sapa Ana yang sama sekali tidak di tanggapi
,;somse!,;seru Lia jengkel
somse perpendekan dari kata sombong sekali
,;sudah..bukannya mereka sombong,justru curiga pada kita,lihat pakaian
mereka lihat pakaian kita,;ucapnya lembut,kedua sahabatnya memperhatikan
perbedaan mereka,Ara tersenyum geli,saat lagu yang terdengar dari radio
adalah hati yang luka dari Betharia Sonata,tapi saat mendengar suara
penyiarnya,Ara tertegun
,;baik bersama saya lagi,rosalia dari radio Rajawali,;
,,;bukankah radio rajawali adalah radio berjalur AM,yang sekarang
sudah tidak trend lagi,dan radio ini sudah mati sejak sepuluh tahun
lalu,;bisik hati Ara
,;ara..lihat,ada seorang wanita melambai tangannya pada kita!,;seru
Lia menarik tangan Ara mendekati ibu itu
,;masuklah..singgahlah di sini dulu,sudah ibu siapkan hidangan
sederhana,;ucap ibu itu bersahabat,mereka bertiga seketika terhipnotis menuju rumah sederhana itu.
sambil menikmati teh manis dan ubi jalar goreng,mereka bersenda gurau
sampai akhirnya si ibu curhat
,;kampung ini akan di gusur untuk di jadikan villa oleh orang orang
kaya di bawah sana,;
ucapnya sendu
,;jadi ibu akan pindah dari sini?,;tanya Ara
,;walau terpaksa,iya,;ucapnya lirih tapi Ara melihat kilatan amarah di matanya
,;lalu ibu akan tinggal di mana?,;tanyanya haru
,;ke kompleks perumahan di hilir sungai ini,tepatnya blok c nomer 10,;
aku tersenyum
,;wah..sepertinya kita pamit dulu bu,sudah malam!,;seru Ana memandang
jam dinding yang menunjukkan pukul tujuh
,;ya sudah,ini oleh oleh dari ibu,selendang putih kesukaan
ibu,;ucapnya memberikan bungkusan pada Ara,
,;terima kasih bu,atas jamuannya dan hadiahnya,;
,;nanti sebelum pulang,kita mampir ke sini,;janji Lia
dia tersenyum manis.
sudah tiga hari mereka di villa bapaknya Ana,kini saatnya pulang,mereka
mencari kediaman bu Farida,nama yang tertulis di selendangnya untuk
memberi hadiah berupa kebaya untuknya.
setelah berputar putar di kiri sungai hanya ada deretan villa,tidak
ada lagi perkampungan penduduk
,;pak sungguh kami kemarin kesini,ada perkampungan penduduk di sini
kalau tidak salah namanya desa mulyasari,;ucap Ara yang tahu nama desa
itu dari selendang juga berderet dengan nama bu Farida.
Pak satpam penjaga kompleks di depan mereka tertawa lepas
,;iya mbak,desa mulyasari ada tapi dua puluh tahun lalu,sekarang sudah
jadi villa villa yang mbak lihat,;ucapnya jutek
Ara hanya bisa saling berpandangan dengan Ana dan Lia.
karena itu setelah mereka kembali ke desanya,Ara dan Ana tanpa Lia,gadis ini
menemani orang tuanya pergi ke surabaya.
Mencari alamat yang di beritahu bu Farida,karena mereka penasaran
tentang kampung masa lalu yang tiba tiba muncul di hadapan kami.
wanita penerima mereka yang seusia bu Farida,cuma beda nilai saja kalau
bu Farida nilainya enam yang ini delapan ngerti kan maksudnya!;,
terkejut mendengar kami menanyakan soal bu Farida
,;jujur ya dik,bu farida itu istri pertama suami saya,dia meninggal
dua puluh tahun lalu,;ucap wanita itu lembut
,;apa bu,sungguh kami baru bertemu kemarin,dia memberi selendang
ini!,;serunya mengambil selendang pemberian bu Farida,
dengan tangan bergetar,wanita itu menerimanya
,;ini selendang yang di gunakannya waktu kawin sama kang dani,;ucapnya
lembut tapi terlihat ketakutan
,;ya sudah bu,kalau begitu kami permisi,;ucap Ara menjawil Ana yang
plenggang plenggong mirip sapi ompong,
,;dik..tolong bawa kembali selendangnya,adik kan yang di kasih,;ucap
wanita itu yang mengangsurkan selendang ke tangan Ara,dia mengambilnya
dan buru buru pergi di ikuti Ana.
,;an..selendang bu farida hilang!,;teriaknya setelah mengacak ngacak
isi tasku,tidak ketemu juga
,;masak sih!,;teriak Ana kemayu bikin Ara nafsu menjitak kepalanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar