www.heniro.com

Senin, 02 Mei 2011

Bangkitnya Pocong Cinta bag 2(Novel Horor Romantis Poligami)

Sofi merintih rintih,karena miliknya kini sedang di kunjungi milikku,dia memegang erat pinggiran ranjang.
mataku melotot tajam,aku melihat pocong yang sama ku lihat di sekolah Sara,dia menatap tajam dan penuh kemarahan pada aku dan Sofi dari kaca jendela yang Sofi lupa menutup kordennya,aku melirik istriku yang memejamkan mata,menggumam tak jelas,
ketika mata Sofi mulai membuka,aku menarik tubuhnya ke pangkuanku
,"mas nizar,aku suka posisi ini,lebih dalam,"ucap Sofi nyengir,tak sengaja dia mau melirik ke jendela mungkin ingat belum di tutup kordennya,aku buru buru menarik kepalanya,mencium bibirnya ganas dan melanjutkan percintaan kami
,"untung sofi tidak lihat,apa ini pocong jejaka yang belum merasakan surga dunia,jadi marah kalau ada orang bercinta,syukur syukur...aku sudah merasakannya,malah tidak hanya satu wanita sampai dua wanita,"
jam empat kurang tiga puluh menit,adzan shubuh kurang satu setengah jam,aku melangkah ke kamar mandi luar kamar,sambil membuat secangkir susu jahe
aku menyapa mbok Mi yang sedang memasak di dapur dekat kamar mandi
,"kalau mau mandi nunggu bu nizar kedua keluar kamar,"
,"kalau dia sih..bapaknya perlu ikut masuk,"ucapku riang di ikuti tawa lirih mbok Mi
Lia membelakangiku,tubuhnya yang sintal dan putih menyapa mataku
aku memeluknya dari belakang,menciumi punggungnya yang bau harum sabun,ke pipinya
,"ah..mas nizar,terus..,"desah Lia
,"sayang..biar di kamar mandi ini,lia mas nizar beri nafkah batin,"
,"iya mas..tadi malam lia nanggung,"
aku melaksanakan tugasku, membayangkan mbok Mi memasak senyum senyum sendiri apalagi saat mendengar dialogku dengan istri keduaku saat kami berlayar dalam lautan asmara
,"mas nizar,perkasanya suamiku sayang,"
,"itu karena ramuan afrodisiak kamu sayang,hingga mas bisa memuaskan dua adinda,"
,"oh..mas nizar,rindu adinda sama kakanda terpuaskan,apa yang lia hayalkan beberapa hari ini sudah lia rasakan,"ucap Lia di akhir pelayaran kami,sedang aku memegang erat pantat bahenolnya.
kami keluar kamar mandi bersama hanya dengan lilitan handuk,Lia di depanku
,"mbok mi..nanti lia bantu,"ucapnya tersipu malu,berlari pergi
,"mbok..tadi maaf,saya harus adil karena tadi malam sofi ketakutan minta saya temenin,"
,"iya pak,lagipula mbok khan sudah tua,asal jangan mbak sara dan mbak zahra,"
aku tersenyum
,"bapak kelihatan lelah,bekerja semalaman,biar mbok buatkan susu jahe madu,"
,"mbok..tahu saja ,kedua istri saya semakin mengganas saja,"
,"ganas mana?,"
,"kalau mintanya,sofi lebih terus terang,kalau lia pakai malu malu kucing,tapi kalau sudah bertempur,lia ganas apalagi goyangnya bikin saya kelabakan,"
,"kalau itu mbok mi tahu,dari tubuhnya yang sintal,pasti lebih nikmat makanya pak nizar kalau mendesah ndak tanggung tanggung,"ucap mbok Mi tersenyum simpul di ikuti cengiran khasku.
Kami sekeluarga makan pagi,Sofi melirik Lia yang makan lumayan banyak,dan aku juga tak kalah makan lumayan banyak,maklum baru saja mengeluarkan energi besar
,"lia..kamu itu kalau makan kira kira,agar badanmu bagus seperti mbak sofi,mirip peragawati di TV,tidak seperti kamu nonjol semuanya,"
aku menaikkan sudut bibirku karena tak terima ucapan Sofi ,"kurus seperti papan gilasan memang pas kalau memperagakan busana tapi kalau untuk urusan bercinta ,jelas semodel Lia yang pas,namanya menciptakan gempa bumi kan butuh pegangan,kalau lia nyengkeram payudara empuk,pantat empuk..he..he," bisik hatiku
,"ku beritahu..mas nizar suka wanita langsing,jika menikahimu dia cuma ingin beda rasa,itu cuma sebentar jadi kamu harus berpikir menguruskan badan agar cinta mas nizar awet,"sindir Sofi,Lia menunduk,aku tahu dia tersinggung ucapan madunya,tapi Lia memang selalu mengalah dengan Sofi,apalagi Lia merasa dia meminta Sofi membagi suaminya.
,"ah..mama,musim aja bisa berubah, apalagi selera papa juga bisa berubah,nanti kalau mama keduaku kurus bisa cinta papa tergerus,"ucap Sara nyengir,tapi langsung menunduk ketika Sofi menatapnya tajam
,"sudah..,sudah..sa,za, dan lia,ayo berangkat,"ucapku menuju mobil di ikuti mereka,pertama aku mengantar Sara dan Zahra ke sekolah,lalu Lia ke toko obat herbalnya,baru ke kantor.
Aku menjemput Sara dan Zahra ke sekolah,sambil menunggu waktu,aku masuk perpustakaan,memilih milih buku untuk ku baca sebagai pengisi waktu luang,aku mengambil majalah kalawarti jayabaya tahun 1986,yang sekarang aku yakin sudah tidak berproduksi karena memakai bahasa jawa yang pasti tidak di gemari anak muda sekarang,saat aku membalik tiba tiba jatuh
selembar foto seorang remaja berpakaian seragam SMP,memakai kacamata tebal,kelihatan anak pintar tapi kuper,kalau melihat buku yang di pegangnya,anak ini sekolah sekitar tahun 86,seusia aku dan Sofi.





.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar