www.heniro.com

Rabu, 25 Mei 2011

Dendam Cinta Penebar maut bag 6(Novelet misteri romantis poligami)

,"tidak usah berkhotbah di depanku!,"teriak Arya marah.
menyerang pak Salam,aku segera menurunkan Rani ke tanah dan menghadap serangan Arya,rupanya crazyman ini bisa pencak silat,untuk itu aku tak kalah mahir,walau sudah setengah tua,ku kantongi sabuk hitam.
anak ini sudah jarang latihan berbeda dengan aku yang rutin latihan karena itu tak berapa lama,dia mulai terdesak sampai ke pinggir sungai Arya tiba tiba berhenti dan berlutut di depanku
,"ampun mas..maafkan arya,"rintihnya memohon
,"baik kalau begitu,kita kembali ke desa!,"serahkan dirimu pada pihak berwajib!,"teriakku lalu berbalik memandang Rani dan pak Salam
,"terima kasih,"ucapku tersenyum,tiba tiba pak Salam berteriak sambil melempar kayu ke arahku
awaass..!,"
aku merasa sebilah pisau mengiris lenganku aku menoleh dan melihat Salim terlempar ke sungai karena terkena kayu bagian perutnya sedang tangannya memegang pisau berlumuran darahku
,"ah..!,"teriak arya sebelum air sungai yang deras menelan tubuhnya membawanya ke muara sungai ini.
aku melirik pak Salam yang memandang aliran sungai itu berlinang airmata.
,"salim..mas salam berdoa agar dosamu di ampuni tuhan,"
paginya tempat bersemayamnya gadis gadis kaca ini di datangi orang orang desa sebelum di amanakan polisi sebagai barang bukti sedang Rani di rawat puskesmas pembantu karena kondisi fisiknya masih lemah,penduduk desa kini sadar,mereka bersalah pada pak Salam dan meminta maaf yang di wakili bapak kepala desa dan aku membeli rumah papan tempat aku istirahat untuk ku berikan pada pak Salam yang kini memanggil orang orang dengan namanya.
setelah Rani sehat,aku meninggalkan desa itu.isteri pertamaku masih dua hari lagi kembali dari jawa karena aku putuskan menginap di kota pekanbaru.
walau hujan deras di luar sama yang bisa ku lihat dari jendela tempat aku menginap,tapi tubuhku banjir keringat begitu juga Rani,kami tidur tiduran di ranjang
,"rani..maafkan mas kemarin,habis mas cemburu sama arya..eh..salim,"ucapku mencubit payudara Rani
,"iya mas,tapi janji mas sekarang mencoba lebih percaya pada rani..eh..laki laki muda sekilas memang enak di pandang mata tapi laki laki seusia mas lebih pengertian dan perhatian apalagi ehm..ehm..mas perkasa,"ucap Rani lembut mengelus dadaku
,"mas..si arya memotret kita waktu bercinta,fotonya apa ada di tangan polisi sekarang?,"tanya Rani
,"tidak sayang,mas sudah merobeknya,"jawabku mengelus pipinya
,"rani lihat ya?,"tanyaku dan gadisku ini mengangguk
,"lucu ya kalau di lihat,tika ingin punya satu saja moment kita bercinta,"ucap Rani tertawa lepas
,"sayang..bersatunya dua kelamin itu untuk di nikmati bukan untuk di pandang,lagipula menyimpan foto seperti itu berbahaya,apalagi kalau kepergok mbak umi mu,"
,"kalau kepergok orang lain berbahaya bisa di upload di situs porno tapi kalau mbak umi,bukankah itunya ayah milik rani juga,"
,"iya sayang,tapi itu akan menimbulkan rasa sakit dan cemburu karena bagaimanapun juga bentuk alat kelamin kalian sudah berbeda,milikmu masih segar sedang mbak umi mulai keriput sesuai usianya,"
,"karena itu ayah melarang aku bersikap manja di depan mbak umi kalau di dalam kamar dan jauh dari mbak umi aku merengek seperti apapun terserah,"
aku mengangguk
,"karena itu jika punya dua isteri kalau bisa di buatkan rumah sendiri sendiri agar kemanjaan dan desahan suami isteri tidak terdengar isteri satunya karena itu rani tinggal di paviliun rumah mas,"ucapku memberi kecupan pada kening Rani
,"ayah..berarti lebih cinta rani daripada mbak umi karena rani lebih ehm..ehm?,"
,"tidak sayang,aku mencintai kalian berdua,mbak umi sudah mendampingi ayah dari awal,saat ayah hidup susah sedang rani mengembalikan gairahku yang mulai padam dan mas berharap rani memberiku anak laki laki,"ucapku lembut mengelus perut Rani,tanganku bergerak lebih ke bawah,meremas daerah sensitifnya
,"ayah..,"rintih Rani manja
,"kita buat anak laki laki rani,"suaraku mendesah karena tiba tiba gairah laki laki menghampiriku
,"iya yah..rani cinta padamu,"
,"sama sayang,"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar