www.heniro.com

Sabtu, 21 Mei 2011

Dendam Cinta Penebar Maut bag 3(Novelet cerita misteri poligami)

,"mas arya,mengerti norma susila tidak!,jika mencari aku tidak ada,tidak pantas kau bersenda gurau dengan isteriku,apalagi cuma berdua dan kalian bukan muhrim!,"teriakku kesal,memandang laki laki ini tajam.
,"maaf mas..,saya mengaku salah,tapi sungguh kami cuma ngobrol saja,"
,"bukan cuma mas saya juga salah,
belum mampu mendidik rani dengan baik,dia berani menemuimu memakai pakaian seperti ini,"ucapku ku buat datar padahal amarah di jiwaku bergejolak bagai kawah gunung berapi yang mau memuntahkan laharnya.
,"kalau begitu saya permisi dulu,"pamit arya setelah kepergiannya,aku menarik kuping Rani memasuki rumah,memarahi Rani habis habisan,wajahnya tertunduk,air matanya mengalir membasahi kedua pipinya,melihat itu aku berhenti,melangkah pergi.
aku memandang jam dinding tepat pukul sepuluh malam tapi aku belum mengantuk,malas masuk kamar yang ku tahu Rani pasti sudah menungguku tapi rasa cemburu dan kesal sedang bertahta di hatiku walau sebagian hatiku ingin kesana kalau mengingat kemolekan Rani dan servis Rani yang memuaskan,maklum masih muda,onderdilnya masih masuk garansi kalau di ibaratkan mobil baru.
,"yah..ada ular!,"teriak Rani,aku terkejut,buru buru lompat dari kursi sampai sarungku tertinggal padahal aku telanjang dada,peduli amat!,"
aku buka pintu,ternyata yang ada hanya Rani memakai baju tidur tipis dengan pose menantang,aku nyengir mencoba menahan nafsu mau menerkamnya karena mempertahankan harga diriku yang terluka.
,"mentang..mentang,dia masih muda bisa seenaknya mempermainkan cintaku,"geram hatiku
,"rani..hujan hujan pakai pakaian tipis seperti itu,masuk angin tahu rasa!,"teriaknya marah
,"ayah juga..hujan hujan cuma pakai celana dalam saja,"ucap Rani,memandangku penuh gairah.
aku nyengir,lalu keluar kamar,ku lihat kekecewaan di wajah Rani,genangan airmata di mata indahnya,aku tak tega melihatnya,berbalik ke kamar,menarik kepalanya ke dadaku
,"yah..maafkan rani,"ucapnya terisak isak tanda Rani menangis
,"iya..ayah juga salah,harusnya tidak terlalu menurutkan rasa cemburu,tapi memberitahumu baik baik,kau masih hijau dan tugasku mendidikmu,"
Rani menaikkan wajahnya
,"yah..rani janji tidak akan mempertontonkan keindahan tubuhku untuk orang lain hanya buat ayah seorang,aku janji pakai pakaian longgar kalau di depan orang,"ucapnya tersenyum manis.
Aku menjatuhkan tubuh kami berdua ke ranjang,mengambil selimut menutupi tubuh kami berdua.
tak berapa lama selimut itu bergerak kesana kemari,untung kami di kamar jika di di bawah rumpun bambu,terlihat anak anak pasti di sangka hantu wedon dalam legenda makhluk gaib jawa,hantu warna putih munculnya kecil dulu seukuran kucing membesar entah sampai seberapa keburu yang di takuti lari terbirit birit atau pingsan di tempat.
walau hujan deras,aku memaksa pulang dari rumah pak Samiran karena Rani sendiri.Aku melihat dua sosok tubuh berciuman,saat akan mendekat,airmataku berlinang,turun membasahi pipiku bersama air hujan.
Rania Khairina,isteri keduaku yang ku cintai ini berciuman dengan Arya Wibisono.
dengan hati luka,aku berlari ke arah teras rumah menampar Arya lalu menampar Rani
.
,"mas..isterimu yang merayuku maklum gadis muda sama montor tua yang sulit oper gigi,mana puas,"ucapnya dengan senyum mengejek,memegang pipinya yang baru ku tampar
.
,"itu bohong..dia yang menciumku paksa!,"teriak Rani berdiri dengan airmata berlinang,aku memandang Rani dengan kebencian teramat dalam,aku sudah tidak percaya lagi dengan airmata buayanya.
,"aku pergi dulu mas,"ucap arya lembut,meninggalkan kami berdua.
,"rani..besok kita pulang,aku akan bicara sama ayahmu!,"teriakku keras
,"yah..rani mohon,jangan ceraikan aku,rani cinta padamu,"ucap Rani berlutut memegang kakiku,tapi aku menarik kakiku dari tangannya.
ketika isteri keduaku ini tidak mau,aku melepaskan tangannya kasar,mendorong tubuhnya sampai jatuh terjerembab di lantai.
aku berlari menembus lebatnya hujan,melarikan hatiku yang luka,tak ku pedulikan teriakan Rani memanggilku
,"yah..jangan tinggalkan rani!,"
aku tak tahu kemana langkah kakiku berlari,yang pasti kini aku di tengah kebun sawit.tepat di depanku ada sebuah rumah sederhana beratap alang alang,berdinding bambu yang berjajar.
sesosok tubuh muncul dari dalam rumah,membawa lampu kapal minyak tanah.
,"pak rafi,kok ada di sini?,"tanyanya lembut,aku melihat ada nada persahabatan dari suaranya,tiba tiba sanubariku berbisik,pria ini pria baik hanya nasibnya tidak beruntung,aku baru sadar rata rata orang menilai orang dari luarnya,seperti pada Rani dan Arya,mereka makhluk indah dalam
pandangan manusia tapi hatinya busuk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar