www.heniro.com

Sabtu, 21 Mei 2011

Dendam Cinta Penebar Maut bag 2(Novelet cerita misteri poligami)

karena rumah sederhana,jadi kamar mandinya terpisah,berjarak sekitar sepuluh meter,Rani ijin mandi dulu,tiba tiba ku dengar jeritannya
,"yahh...!,"
aku segera berlari ke kamar mandi,hanya beberapa detik,aku melihat seorang laki laki yang bersembunyi di balik pohon sawit,terlihat samar karena masih pagi buta.
aku masuk,istriku meringkuk di pojok kamar mandi sedang di depannya ada ular berbisa,aku membunuhnya dengan sepotong ranting pohon jambu di dekat kamar mandi.
setelah membuang bangkai ular,aku kembali ke kamar mandi
,"yah..temani,rani takut!,"
,"iya,tapi kalau mandi hadap ke sana,ini hampir shubuh,ayah takut tidak kuat menahan nafsu,"ucapku memandang Rani,isteri mudaku ini tersenyum manis.
pagi ini aku jalan jalan dengan Rani menyusuri kebun sawitku,dia menggelayut manja padaku membuat pak Samiran yang mengelola kebunku tersenyum penuh arti.
,"suasana di sini nyaman mbak Rani,enak buat pengantin baru?,"
Rani tersenyum malu dan mengangguk
,"saran saya,jaga istri bapak baik baik,jangan sampai tertimpa seperti peristiwa beberapa bulan lalu,"pesannya hati hati
,"peristiwa apa?,"
,"sudah tiga isteri muda yang datang ke desa ini hilang tanpa jejak,"ucapnya pelan lalu menghirup udara segar setelah itu menghembuskan napasnya.
,"apa yang terjadi?,"tanyaku minta penjelasan lebih lanjut.
Lalu dia bercerita,ketiga korban itu,yang pertama adalah Mariska,suaminya menikahinya karena kasihan dia yatim piatu tapi melihat kecantikan Mariska yang berkulit putih dengan wajah mirip orang india,wajar kalau pria ini jatuh cinta karena itu dugaan sebagian penduduk,dia lari dengan pacarnya,yang kedua Nurafni dan terakhir Laila tapi kedua gadis ini keluarganya ada, yang mencarinya sampai di laporkan pihak berwajib tapi hasilnya nihil,lagi lagi sebagian penduduk menuduh bahwa gadis gadis ini lari dengan pacarnya karena mereka menikah dengan pria yang pantas di sebut ayahnya melalui perjodohan tapi kemarin penduduk menemukan potongan tangan Laila,setelah di otopsi,dia meninggal karena gigitan ular kobra,apa yang menjadi keyakinan penduduk mulai luntur.
,"pasti ada misteri yang kami tak tahu pasti apa itu,"ucap pak Samiran mengakhiri ceritanya.
mendengar cerita ini,Rani memelukku ketakutan.aku mulai was was karena tadi pagi Rani hampir di gigit ular kobra dan aku yakin ada yang mengirimnya,pria misterius itu!,"
,"satu lagi pak rafi,hati hatilah sama pak bongkok,dia pernah melapor pada kepala desa,dia melihat ada mariska dalam kaca di rumah tua pinggir desa,setelah di periksa tidak ada apa apa,penduduk maklum,dia mungkin jatuh cinta pada mariska karena sering bertemu mariska,terbayang bayang selalu bahasa kerennya,ya kayak pak rafi sama mbak rani,"
aku tersenyum
,"sering bertemu di mana?,"tanyaku tak mengerti
,"tempat bulan madu ketiga pasangan itu,di tempat pak rafi menginap sekarang,juga sedang berbulan madu,"ucap pak Samiran memandang Rani terpesona
,"ya punya isteri muda cantik memang harus sabar,tidak boleh lekas cemburu,bisa berabe,"keluh hatiku kesal.
malam di temani bintang tanpa bulan,
aku asyik menikmati kue pisang goreng dan teh manis buatan Rani.gadisku ini duduk di kursi dekatku,dia menyandarkan kepalanya ke bahuku.
,"ayah..ayo masuk ke dalam,rani merinding kalau di luar tapi di dalam sendiri juga merinding,"
aku tersenyum,menghabiskan tehku,mengajak Rani masuk sepertinya,istriku sudah siap ku nikmati seperti pisang goreng tadi.
tak menunggu lama,keinginanku menjadi kenyataan,aku mendesis desis,meliuk meliuk di atas tubuh Rani,saat itu aku merasakan kilatan lampu blitz kamera mengenai tubuh kami,sejenak aku berhenti meliuk,memandang celah papan,aku tidak melihat apa apa.
,"ayah..kenapa berhenti,rani nanggung,"rengeknya manja
,"sebentar sayang,malam masih panjang,"ucapku menenangkan istri keduaku ini,sekali lagi mataku meneliti,aku mulai yakin itu tadi hanya perasaanku,Rani rupanya sudah tidak sabar,dia meliuk dulu,mataku mendelik, menjadikan aku harimau jantan yang mengaum dan cuek bebek ketika beberapa kilatan blitz menerpa tubuh kami.
matahari mulai tenggelam,aku pulang dari kebun sawitku,buru buru berjalan,sebelum malam harus sampai rumah,aku khawatir sama Rani tapi rasa itu berubah jadi rasa marah,saat ku injakkan kakiku di halaman,aku melihat Arya Wibisono sedang bersenda gurau dengan Rani di teras rumah.
saat aku datang,Rani menyambutku dengan wajah tanpa dosa
,"eh..ayah,sudah pulang,sejak tadi sudah di tunggu mas arya,"ucap Rani santai,hanya memakai kaos ketat berlengan pendek dan rok panjang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar